Ilustrasi : Shella Rafiqah Ully
Terkadang saya menyesal punya perasaan yang berlebihan terhadapmu. Saya kerap kali marah tiap kali kau dengan mudah
berinteraksi dengan orang lain. Saya benci tiap kali kau dengan mudah tertawa hanya dengan
guyonan ringan orang lain.
Selamat tinggal abang baik hati yang saya pikir sempat pernah memikirkan saya. Terimakasih sempat mendahulukan saya ketimbang dirimu sendiri. Saya sempat senang. Terimakasih.
Berterimakasih telah mendiamkan saya, saya
pikir itu cara yang indah kita berinteraksi. Dalam diam dan tak saling sapa
saya pikir saya menemukan keistimewaan lain dalam diri saya terhadap rasa
cinta saya padamu.
Menyenangkan melihatmu tersenyum dan tak perlu merespon senyum itu.
Semoga di lain waktu Tuhan memberikan saya kesempatan berjumpa
orang yang persis dengan mu, Persis punya sikap dan pikiran sepertimu, tingkahmu dan dengan caramu
menegurku. Kamu luar biasa seandainya kau sadar!
|