PATAH HATI
Sepertinya aku mengabaikanmu terlalu lama, salahku terlalu sibuk dengan duniaku.
Hampir empat tahun kita dijauhkan jarak, intensitas berinteraksi kita pun kian berkurang. Tapi aku ingat kau pernah bilang, kemanapun kau pergi aku adalah tempatmu kembali. Aku tertawa mendengarnya, kutanya kau dapat kata-kata gombal itu darimana? Sambil tertawa kau sodorkan blackberrymu ke wajahku, "Ada di PM orang La." Begitulah, kau selalu menyenangkan.
Hampir empat tahun kita dijauhkan jarak, intensitas berinteraksi kita pun kian berkurang. Tapi aku ingat kau pernah bilang, kemanapun kau pergi aku adalah tempatmu kembali. Aku tertawa mendengarnya, kutanya kau dapat kata-kata gombal itu darimana? Sambil tertawa kau sodorkan blackberrymu ke wajahku, "Ada di PM orang La." Begitulah, kau selalu menyenangkan.
Sedari dulu tak mudah mendapatkan perhatianmu, kau seperti punya duniamu sendiri. Kau senang sepi daripada berinteraksi, mengurung diri di kamar cuma untuk baca komik seharian atau sesekali bongkar pasang mainan atau barang-barang yg kau temukan di rumah. Kau anak yang baik dan aku sepenuh hati menyayangimu.
Kini adik laki-laki kebanggaanku beranjak dewasa, dunia yang ia kenal sudah bukan lagi dari apa yang kuceritakan. Ia mulai berani mengambil keputusan untuk hidupnya.
Kini ketergantunganmu padaku mulai berkurang, harusnya aku bahagia, adik kecilku mandiri. Tapi ada perasaan lain yang tak bisa ku sembunyikan. Perasaan kehilangan.
Ini mungkin kehilangan yang berlebihan, tapi tak apa. Ini juga patah hati yang berlebihan, tapi apa daya.
Sebagai kakak yang menyayangimu, aku patah hati. Saat perhatianmu mulai kau bagi, saat ketawamu pada kami mulai setengah hati, saat kau memilih sibuk dengan gawaimu ketimbang nimbrung cerita aktivitasmu seharian seperti yang biasa kita lakukan. Entahlah, aku seperti menjadi orang lain di hidupmu.
Ah, tapi aku bisa apa. Tadi malam ku utarakan perasaan kehilanganku, tapi kau menertawakan ku. Menenangkanku, bilang kalau aku selalu punya porsi besar di hatimu. Ah, Uta memang paling bisa.
Aku diam. Berusaha menyadari sesuatu, mau tak mau, cepat atau lambat masing-masing kita akan menemukan bahagia kita sendiri. Akan asing dengan keluarga sendiri saat punya kehidupan yang lain.
Comments
Post a Comment